Menelusuri Sisi Selatan
Indonesia
Hai.. ini aku Aan , Kali ini aku akan bercerita tentang
sebuah perjalanan panjang yang aku alami Setelah Lulus SMA, Ketika saat itu
seluruh Universitas di daerahku di Lombok mengadakan test yang super ketat
karena bangku bangku mereka tidak cukup untuk menampung kami semua dan aku
termasuk salah satu yang tersisihkan.
Dalam perjalanan ini aku tidak sendiri, aku bersama ayah ibu
dan adikku. kami berangkat pukul 10.00 WITA menggunakan Jalur darat bersama
mobil kesayangan ayahku meskipun sudah tua tetapi mobil itu sangat setia kata
ayahku. Dalam perjalanan tidak ada yang menarik menurutku karena sebagian besar
tempat di Lombok sudah sering aku datangi mulai dari tempat wisata hingga
tempat tempat yang belum ada penghuninya. namun ada sesuatu yang menarik ketika
sampai di pelabuhan Lembar. mobil tua ayahku dengan gagahnya bertengger di
parkiran pelabuhan bersama deretan mobil mewah milik wisatawan yang akan
berlibur ke bali, sungguh pemandangan yang sangat luar biasa “hahaha”.
Di tengah tawaku yang
riang aku sempat terdiam dan tawaku seakan di belenggu, ketika aku membalikan
badan. aku melihat ibuku menangis sendiri di depan ruang tunggu penumpang, sesaat aku menghampiri ibuku dan aku duduk di sampingnya dan akupun heran
ketika dia tersenyum melihatku, seakan mengisyaratkan bahwa dia telah rela
melepaskanku menuju ke dunia yang baru. Tanpa bertanya aku langsung memeluk ibuku
dengan erat dengan begitu saat aku meninggalkanya tak ada lagi yang perlu di
khawatirkan.
Tempat pertama yang aku datangi adalah pulau yang Sangat
terkenal di dunia, iya.. pulau dewata bali, di sana tempat yang indah,
pantainya dan jalan jalan utamanya terlihat lebih modern dari pada di daerahku,
Dan kebetulan kapal feri yang aku tumpangi bersandar ketika malam mulai
menjelang, sehingga terlihat lampu lampu yang redup dan indah yang melambangkan
keromantisan pulau tersebut. Tempat tempat hiburan seperti bar, diskotik, dan
tempat tempat nongkrong anak anak muda terlihat sepanjang jalan dan tak satupun
yang sepi dari pengunjung. Oh iya.. saat itu aku belum sholat magrib, jadi aku
dan keluargaku memutuskan mencari sebuah masjid dengan menelusuri jalan jalan
di pulau itu, Setelah lama berkeliling,
akhirnya kami menemukannya lalu kami sholat magrib di sana. Karena
mungkin akan sulit untuk menemukan mesjid yang lain jadi kemi beristirahat
sambil menunggu waktu sholat isya. Memang kondisi ayahku saat itu lagi kurang
baik jadi kami membiarkanya beristirahat sejenak.
Jam menunjukan pukul 23.00 WIB ayahku terbangun dan kami
bersiap melanjutkan perjalanan karena malam telah larut ibu dan adiku tertidur
di belakang mobil sedangkan aku menemani ayahku agar tidak mengantuk saat
menyetir. Saat mengobrol dengan ayahku,
aku sempat mengusulkan untuk memotong jalan agar lebih cepat, tanpa petunjuk
tanpa peta hanya bermodalkan arah dan doa aku dan ayahku memotng jalan melewati
jalan jalan yang belum pernah kami lewati sebelumnya akan tetapi mungkin karena hari itu sudah terlalu
malam dan konsentrasi sudah menurun
tanpa sepengetahuanku ayahku ternyata sejak tadi telah kehilangan arah, dan
mungkin juga karena malu padaku dia tidak mengakuinya. Namun semakin lama aku
melihat gerak gerik ayahku aku semakin menyadarinya jadi untuk mengurangi
kepanikanku aku menyetel sebuah lagu dari owl city yang berjudul “Strawberry
avalanche”.
Sudah hampir pagi dan kami masih berada di bali. Ayahku
menghentikan mobilnya lalu dia bertanya pada warga yang kebetulan melintas di
situ. dia menanyakan jalan yang benar menuju jalan utama. Ah. Akhirnya, Aku
tidak bisa menyia nyiakan kesempatan dimana aku bisa berkata “nyasar ya yah?” .
“ngga kok… sebenarnya tadi biar yakin aja…” . arrrrrgg.. masih saja tidak mengakuinya
:D. akhirnya pukul 05.00 WIB kami sampai di pelabuhan, tanpa menunggu, kami
langsung naik ke kapal. di sana aku melihat kabel listrik yang sangat besar di
dalam laut dan ternyata itulah yang menghubungkan listrik jawa dan bali kata ayahku. melihat pemandangan
di pagi hari semua rasa lelah itu hilang apalagi di temani dengan segelas pop
mie hangat dan secangkir teh hangat ah..
nikmat.
Kapal berangkat pada
pukul 06.00 WIB perlahan namun pasti mennggalkan pulau indah itu. hati semakin
bahagia ketika kapal mulai berbelok, sinar mentari pagi perlahan mulai terlihat
di iringi dengan dentuman mesin kapal yang semakin cepat membuatku secara
sepontan berteriak kegirangan hahaha.. karena tidak terlalu jauh kami sampai di
pelabuhan jawa pada pukul 08.00 WIB. Setelah turun dari kapal kami melanjutkan
perjalanan menuju jogja karena itulah tempat pertama aku mencoba
keberuntunganku.
di banyuwangi ban mobil ayahku terlepas saat hendak mengisi
bensin di sebuah spbu yang bejarak 12 km dari pemukiman terdekat. Tapi untung
saja ban terlepas pada saat mobil berhenti jadi aku dan keluargaku tidak apa
apa, akan tetapi tetap saja membuat panik ibu ku. berbeda sekali dengan sikap ayahku
yang tenang dan menenangkan. Ayahku kemudian pergi dan mencari bengkel terdekat
dengan cara meminta bantuan kepada
satpam spbu tersebut. Aku ibu dan adiku menunggu di spbu selang beberapa jam
kemudian datanglah montir yang ayahku panggil sejak tadi. kata montir itu
ternyata masalahnya adalah ada baut yang terlepas, sehingga membuat bodi dan
penyangga ban tidak melekat dengan baik dan membuat ban mobil seperti terlepas.
Untuk rasa terimakasih ayahku memberikan
uang kepada satpam itu. Tapi entah mengapa aku melihat satpam itu berbicara
dalam bahasa daerah kepada si montir secara pribadi, tapi aku berusaha untuk
tidak berfikiran negative dan aku kembali menaikkan barang barang ke dalam
mobil. Saat ayahku membayar semua biaya
kepada si montir, montir itu meminta setengah lagi dari bayaran yang tadi katanya
sih buat ongkos. Aku hanya bisa geleng geleng kepala, karena ayahku sadar kami
adalah pendatang jadi kami ikuti saja.
Singkat cerita akhirnya sampailah aku di Yogyakarta kata
orang jogja itu kota pelajar. Betapa
tidak berjarak kurang dari 1 km berjajarlah univesitas universitas, baik
yang swasta maupun yang negeri. Hari Itu adalah pertama kalinya aku datang ke
jogja dan pertama kalinya aku memasuki halaman depan ugm yang katanya adalah universitas
terbaik di Indonesia. Aku mengikuti test ujian local di sana tetapi sayang aku
tidak lulus :’(. Aku sedih saat itu, aku fikir jauh jauh aku kesini hanya untuk
di tolak. Namun ayahku menghiburku dia bilang “masih banyak sekolah yang lain
meskipun bukan yang nomer satu tapi disana kamu harus jadi yang nomer satu”. Kemudian ayahku mengajakku jalan jalan ke
candi Borobudur.
Tidak menyerah sampai di situ aku memutuskan untuk melanjutkan
perjalanan sehingga aku sampai di depok dan aku masuk ke universitas gunadarma.
No comments:
Post a Comment