PENGERTIAN KELUARGA BAHAGIA
apa itu keluarga bahagia ? Dan apa sih yang menjadi tolak ukur sebuah keluarga adalah kelurga bahagia?. Semua itu akan terjawab hari ini, dan semoga bisa menjadi pembelajaran buat kita semua yang ingin berkeluarga agar menjadi keluarga yang tidak hanya bahagia tapi dapat hidup rukun dengan masyarakat.
ok.. langsung saja, keluarga bahagia menurut islam ada tiga komponen yaitu sakinah, mawaddah, dan warrahmah. Ketiganya mengandung arti yang sangat dalam jika diartikan kata perkata menjadi
sakinah berarti rasa tentram mawaddah bermakna dihormati warrahmah berati di rahmati . namun pada dasarnya kita berkeluarga untuk mendapat kan ketentraman batin dan ruhani. Salah satu contoh konkritnya adalah ketika rasulallah S.A.W sepulang dari gua hira. Beliau bersabda : “selimuti aku, selimuti aku” maka, sang isrtri menyelimuti beliau, hingga hilang rasa ketakutanya. Kemudian beliau bersabda: “wahai istriku, apa yang terjadi atas diriku?” maka, diceritakanlah kejadianya kepada sang istri. Lalu beliau bersabda : “aku khawatir atas diriku.” lalu siti khadijah berkata “jangan begitu, bergembiralah, allah tidak akan merendahkan anda selamanya. Engkau senantiasa menyambung silaturahmi (kekeluargaan), jujur dlam bersabda, menanggung beban berat, memberi hidangan para tamu dan menolong orang dalam menghadapi tantangan untuk membela kebenaran.” disini tampak jelas dalam perkataan siti khadijah sebagai pelipur yang menentramkan batin. Maka dari itu ketika siti khadijah meninggal dunia rasuullah merasa sangat sedih .
Tauladan dari siti khadijah ini patut di contoh oleh wanita wanita yang akan atau telah menjadi seorang istri, sehingga kehidupan keluarga anda di masa depan dapat lebih baik.
Kita lihat, sekarang ini banyak sekali kejadian kejadian yang menyimpang dari norma agama terutama dalam bidang pembinaan rumah tangga, yang seharusnya pernikahan adalah sesuatu yang sakral namun bagi orang orang yang tidak mengerti pernikahan bukanlah di dasari atas cinta tapi meteri, materi itu penting untuk memenuhi kebutuhan hidup tapi meteri bukanlah menjadi yang utama, kerena rezeki sudah ada yang mengatur. Dalam berumah tangga, seperti yang dilakukan oleh siti khadijah ketika menikah dengan rasulullah saw. Siti khadijah tidak pernah sekalipun memandang rasullulah sebagiai seorang yang miskin dan terhina bahkan walaupu dia adalah orang yang paling di hormati di mekah, dia bersedia membantu rasullulah S.A.W untuk menyampaikan kebenaran agama islam, oleh karena itu allah memberikan pengharagaan kepada siti khadijah berupa istana yang sangat megah di syurga.
Dari kisah diatas dapat menggambarkan betapa harta dan kehormatan bukanlah sebagai tolak ukur kebahagiaan rumah tangga. Siti khadijah sangat menghormati rasullulah sebagai suaminya dan rasulullah S.A.W pun merasa kasih sayang terhadapnya lalu apa yang terjadi. Kehidupan mereka seperti saling mengisi satu sama lain. Ketika nabi muhammad S.AW Ketakutan siti khadijah yang menenangkan dan sebaliknya.
Lalu apa yang menjadi tolak ukur keluarga bahagia?
Sebenarnya banyak sekali yang bisa di jadikan tolak ukur mengapa sebuah keluarga dikatakan keluarga bahagia. Misalnya:
1. CINTA
suatu hubungan bila tidak di dasari cinta tidak mungkin akan bertahan lama, cinta yang dimaksud disini bukanlah cinta yang kebanyakan remaja remaja sekarang ini menyebutnya. Ada yang mengatakan bahwa cinta itu haruslah dibuktikan dengan perlakuan, bagaimana lawan jenis seharusnya memperlakukn pasanganya selayaknya suami istri walaupun mereka belum sama sekali terikat dengan pernikahan dan belum tentu keduanya jadi menikah, ada pula yang mengatakan cinta itu haruslah sehidup semati, kata kata ini mungkin terdengar agak kuno tapimasih sering saja disebut sebut oleh remaja zaman sekarang “Cinta kita sehidup semati”. Kata kata itu memang terdengar baik namun dalam praktiknya seharusnya jangan ditiru sebab hidup kita masih panjang masih banyak sesuatu dalam hidup yang belum kita rasakan. Mungkin selanjutnya kita akan bertemu dengan seseorang yang lebih bejat dari kekasih kita yang sekarang namun yakinlah kalau suatu saat, pada akhirnya akan ada seseorang yang akan menenggelamkan semua orang yang pernah menyakiti kita, seperti matahari yang terbit di pagi hari dengan kehangatan sinarnya.. hehehe jadi melenceng nih... jd bukan cinta yang itu yang saya maksud, yang saya maksud disini adalah perasaan yang sungguh sungguh menyayangi dan menyadari bahwa tidak sepatutnya perasaan ini di khianati, orang yang benar benar mencintai pasanganya pastilah dia tidak akan menodai, menyakiti, dan mengkhianatinya atau bahkan munngkin rasa cinta itu akan menimbulkan rasa tanggung jawab yang besar.
2. ISTRI YANG MENJAGA KEHORMATAN KELUARGANYA
sekarang ini banyak kita lihat sering terjadi perselingkuhan, kasus seorang suami membunuh istrinya, seorang suami yang di bunuh oleh selingkuhan istrinya, dll.
Penyebab dari berbagai kasus diatas itu kebanyakan di sebabkan oleh kurangnya tanggung jawab istri dalam menjaga kehormatan keluarganya, dalam islam ketika suami sedang tidak berada bersama sang istri,seaharusnya lah sang istri memaku dirinya di dalam rumah, jika sang istri punya keperluan mendadak dan harus keluar rumah, hendaknya dia di temani oleh mahramnya. Mahram disini tidak harus suami bisa adik, kakak,ayah atau ibunya. Jangan membiarkan laki laki bukan mahram masuk kerumah ketika dirumah tidak ada seseorang pun. Tanamkan di dalam diri “aku punya suami, dan aku tidak akan mengkhianati dia”.
3. SUAMI YANG MENYAYANGI KELUARGANYA
percuma saja bila istri telah berusaha menjadi istri yang baik sedangkan suami tidak menyayangi istrinya, sungguh berdosa besar bagi suami yang menyakiti istrinya sedangkan istrinya adalah wanita baik baik, saya dalam hal ini bukanya ingin menjadi sok tahu atau mengajari anda, tapi menurut saya baiknya seorang suami jangan sampai membuat hati istri terluka sebab wanita adalah makhluk yang paling sensitive sedunia, sayangi dia kasihi dia sebagaimana anda menyayangi diri anda sendiri.
4. Saling percaya
Tanpa rasa saling percaya antara pasangan suami-istri, perkawinan tentu tak akan berjalan mulus. Bagaimana bisa mulus jika suami atau istri selalu mengawasi gerak-gerik kita karena ketidakpercayaannya itu? Yang muncul adalah kegelisahan, kecurigaan, kekhawatiran, tak pernah merasa tenteram, dan sebagainya. Ujung-ujungnya, Anda berdua justru saling menyalahkan dan menuduh. Rasa saling percaya akan mengantarkan Anda pada perasaan aman dan nyaman. Kuncinya, jangan sia-siakan kepercayaan yang diberikan suami Anda. Istri tak perlu mencurigai suami, dan sebaliknya, suami juga tak perlu mencurigai istri. Membangun rasa saling percaya juga merupakan perwujudan cinta yang dewasa.
6. Hindari pihak ketiga
Kehidupan perkawinan merupakan otonomi tersendiri, yang sebaiknya tak dicampuri oleh pihak lain, apalagi pihak ketiga. Kehadiran pihak ketiga yang ikut campur tangan atau mempengaruhi dan masuk ke wilayah otoritas keluarga, bisa menciptakan bencana bagi rumah tangga tersebut. Banyak contoh keluarga yang hancur gara-gara pihak ketiga ikut main di dalamnya. Entah campur tangan mertua, saudara ipar, kekasih simpanan, tetangga, dan sebagainya. Jadi, bila Anda menginginkan kehidupan rumah tangga Anda langgeng bahagia, sebisa-bisanya hindari campur tangan pihak ketiga.
7. Menjaga romantisme
Terkadang, pasangan suami-istri yang sudah cukup lama membangun mahligai rumah tangga tak lagi peduli pada soal yang satu ini. Tak ada kata-kata pujian, makan malam bersama, bahkan perhatian pun seperti barang mahal. Padahal, menjaga romantisme dibutuhkan oleh pasangan suami-istri sampai kapan pun, tak cuma ketika mereka berpacaran. Sekedar memberikan bunga, mencium pipi, menggandeng tangan, saling memuji, atau berjalan-jalan menyusuri tempat-tempat romantis akan kembali memercikkan rasa cinta kepada pasangan hidup Anda. Tentu, ujung-ujungnya pasangan suami-istri akan merasa semakin erat dan saling membutuhkan.
8. Adakan komunikasi
Komunikasi juga merupakan salah satu pilar langgengnya hubungan suami-istri. Hilangnya komunikasi berarti hilang pula salah satu pilar rumah tanga. Bagaimana mungkin hubungan Anda dengan suami akan mulus jika menyapa pun Anda enggan. Jika rumah tangga adalah sebuah mobil, maka komunikasi adalah rodanya. Tanpanya, tak mungkin rasanya rumah tangga berjalan.
Banyak terjadi, suami atau istri apatis terhadap pasangannya karena terlalu sibuk bekerja. Suami-istri bekerja, sementara anak sibuk dengan urusannya sendiri, sehingga rumah hanya seperti tempat kos, masing-masing pribadi tidak saling tegur sapa. Ini sama halnya menaruh bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak. Bisa-bisa, di antara Anda kemudian mencari pelampiasan dengan mencari teman di luar untuk curhat dan tak betah lagi tinggal di rumah. Jadi, cobalah untuk selalu menjaga komunikasi dengan suami. Luangkan waktu untuk duduk atau ngobrol bersama, sekalipun hanya 5 menit setiap hari. Teleponlah atau kirimkan imil pada saat Anda berdua berada di kantor Anda masing-masing. Atau makan siang bersama. Intinya, ciptakan komunikasi, sehingga masing-masing pribadi merasa dibutuhkan.
9. Saling memuji dan memperhatikan
Meski sepele, pujian atau perhatian sangat besar pengaruhnya bagi suami, dan sebaliknya. Ucapan bernada pujian akan semakin memperkuat ikatan suami-istri. Tanpa pujian atau perhatian, bisa-bisa yang ada hanya saling mencela dan merendahkan. Memberikan pujian ringan seperti “Masakan Mama hari ini luar biasa, lho!” atau “Wah, Papa tambah keren pakai dasi itu.” Ucapan-ucapan sepele seperti itu akan memberikan dorongan/semangat yang luar biasa. Pasangan Anda pun akan merasa dihargai. Memuji tak butuh biaya atau ongkos mahal, kok. Yang dibutuhkan adalah ketulusan dan rasa cinta pada pasangan.
10. Sertakan sakralitas dalam rumah tangga
Salah satu pijakan yang paling utama seorang rela berumah tangga adalah karena adanya ketaatan pada syariat Allah. Padahal, kalau menurut hitung-hitungan materi, berumah tangga itu melelahkan. Justru di situlah nilai pahala yang Allah janjikan.
Ketika masalah nyaris tidak menemui ujung pangkalnya, kembalikanlah itu kepada sang pemilik masalah, Allah SWT. Pasangkan rasa baik sangka kepada Allah SWT. Tataplah hikmah di balik masalah. Insya Allah, ada kebaikan dari semua masalah yang kita hadapi.
No comments:
Post a Comment